Dilematika Judul Clickbait Bagi Blogger

Bagi banyak orang, clickbait adalah sampah digital yang mesti dibuang jauh-jauh. Namun jauh lebih banyak orang yang masih terpedaya dengan judul-judul clickbait, sehingga mereka memberikan kliknya terhadap judul tersebut. Dan dilema pun terjadi.

Clickbait adalah sebuah trik untuk memancing orang agar melakukan klik terhadap tautan yang disediakan. Alat pancingnya berupa judul yang membuat penasaran. Kadang-kadang dibuat sebombastis mungkin agar daya pancingnya betul-betul mantap. Lalu, mengapa mesti dilema?

Jurnalistik

Buat yang selalu bertahan dengan kaidah kepenulisan ala jurnalistik, maka judul clickbait ini memang penyakit dalam dunia kepenulisan. Sebab sebuah judul yang baik, dalam kaidah jurnalistik, wajib mengandung informasi yang mewakili tulisan secara keseluruhan. Sementara clickbait justru menyimpan misteri, bahkan kadang-kadang dibuat melenceng dari isi tulisan demi menggiring pengguna internet untuk melihat isinya.


Mari kita ambil contoh sebuah tulisan tentang perjalanan Jokowi melintasi Trans Papua. Dalam judul dengan standar baku jurnalistik, akan tertulis 'Jokowi Lintasi Trans Papua Pertama Kali'. Sementara dalam judul clickbait biasanya ditulis 'Wow! Jokowi Lakukan Hal Menakjubkan Saat di Papua'. Contoh lain bisa diambil dari artikel olahraga.

Misalnya setelah pertandingan di Liga Inggris, Chelsea menang atas lawannya. Pelatih Chelsea, Antonio Conte kemudian memeluk salah satu pemain sebagai ungkapan kegembiraan atas gol yang dihasilkan pemain tersebut. Dalam judul dengan standar baku akan ditulis 'Chelsea Menang, Conte Ucapkan Terima Kasih Pada Pemain'. Sementara itu ada lagi judul lain yang memakai clickbait 'Pasca Chelsea Menang, Conte Langsung Peluk Islam'. Eh, serius judul clickbait itu memang betul, meski anda bakal mengalami kejengkelan ketika membaca isinya. Sebab Conte tidak mengubah agamanya menjadi Islam, tapi memang ia memeluk seorang pemain Chelsea yang bernama Islam Feruz.

Dilematika

Nah, persoalan dilemanya kemudian ada pada pilihan antara mempertahankan standar penulisan jurnalistik yang baku, dengan pemenuhan harapan agar situs yang dikelolanya terus dibanjiri dengan traffic.

Dalam beberapa kali percobaan menggunakan clickbait, sebuah artikel yang saya buat ternyata memang memperoleh traffic yang lumayan dibandingkan dengan judul yang memenuhi standar baku jurnalistik. Percobaan ini saya lakukan baik di blog sendiri, maupun ketika menulis untuk beberapa situs kurasi. Bahkan sebuah situs kurasi memang mensyaratkan adanya judul clickbait dalam setiap artikel yang dibuat.

Namun jika dikembalikan pada ada sebagian orang yang menganggap sebuah judul clickbait adalah sampah, maka terlalu banyak menggunakan judul clickbait menjadi bumerang juga. Alih-alih mendulang traffic, orang-orang justru menuduh situs kita sebagai biang spam. Lantas bagaimana agar dilematika judul clickbait ini tidak bisa disikapi dengan arif? Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan.

1. Kenali calon pembaca

Mengetahui segmentasi pembaca bisa jadi langkah awal untuk membuat sebuah judul tulisan yang clickbait atau tidak. Kalau memang belum tahu, sebaiknya lakukan dulu riset kecil-kecilan. Misalnya pada satu waktu buatlah artikel dengan judul yang tidak clickbait, dan waktu yang lain buatlah judul yang clickbait. Lihatlah mana yang lebih baik traffic-nya. Jika memang traffic-nya lebih bagus yang clickbait, ya apa boleh buat. Tapi jika tidak, maka jangan buat judul clickbait.

Oh iya, percobaan ini hanya bisa dilakukan pada calon pembaca di media sosial. Sebab dalam pencarian Google, justu yang non-clickbait malah lebih mudah dirayapi oleh Robot Google.

2. Buatlah clickbait hanya ketika pembaca sudah tahu penulis dan situsnya

Pada kasus sebuah postingan tautan di media sosial dilaporkan sebagai spam, itu ketika orang-orang tidak mengetahui siapa yang membagikannya. Dalam hal ini si pembagi masih anonim. Sehingga orang-orang menaruh curiga bahwa clickbait yang dibuat disangka menyimpan malware, isinya tidak bagus, dan lain sebagainya.

Hanya saja, buatlah clickbait hanya sesekali saja, sebab judul semacam ini seringkali menjatuhkan kredibilitas penulisnya.

3. Pakai clickbait hanya pada tempatnya

Dalam beberapa situs kurasi, dimana penulis menulis di situs orang lain, judul clickbait cukup dianjurkan. Sebut saja UC News maupun Babe. Kalau di aplikasi situs tersebut, memang hanya tersaji judul-judul dan gambar sisipan saja untuk menarik perhatian. Sehingga setiap penulis atau kurator memang dianjurkan untuk membuat judul yang semenarik mungkin agar bisa bersaing dengan judul yang dibuat penulis lainnya.

Jika memang dianjurkan, maka pakailah clickbait di sini, di tempat yang memang ditentukan. Sebab traffic bagi situs-situs semacam ini adalah nyawa, dan semakin tinggi lonjakan traffic-nya, maka penulisnya pun akan kecipratan berkahnya. More clickabe a writing, more money is coming.

Saat ini, clickbait memang sudah menjadi senyawa yang sukar dipisahkan dari media sosial, dan internet secara umum. Meski Google dan Facebook berkomitmen melakukan razia konten clickbait, pada kenyataannya setiap hari jumlah clickbait terus muncul tak kenal waktu. Namun buat yang merasa kesal dengan konten clickbait, boleh bergabung di laman Facebook Stop Clickbait. Tapi jangan laporkan blog ini ya.

0 Response to "Dilematika Judul Clickbait Bagi Blogger"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel