Kenapa Sebaiknya Video Offline Saja Dibanding Live Streaming di Facebook?
Sejak fitur live streaming dikenalkan oleh Facebook pada 2015 silam, semakin banyak pengguna yang memakainya. Setiap ada teman yang sedang melakukan live-streaming, maka akan muncul notifikasi yang memberitahukannya. Ya sepertinya Facebook cukup mengistimewakannya.
Saat ini menggunakan fitur live streaming Facebook semudah membuat status biasa. Anda tinggal masuk ke isian pembuatan status yang biasanya tertulis 'Apa yang Anda pikirkan?' lalu dibawahnya bakal ada daftar opsi dalam pembuatan status ini. Misalnya ada opsi Foto/Video, Tandai teman, Stiker, Singgah, dan Siarkan Langsung, dan lainnya.
Ketika Anda bermaksud melakukan sive streaming, maka tentu saja yang dipilih adalah opsi Siarkan Langsung dengan logo kamera video berwarna merah dan mata satu di dalamnya. Kemudian Anda bakal dibawa ke opsi izin penggunaan kamera dan mikrofon yang menjadi standar keamanan Android apabila anda belum mengaturnya, lalu menu keterangan yang perlu diisi sebelum memulai, dan klik saja 'Mulai Video Siaran Langsung' apabila keterangannya sudah ditulis. Selesai.
Ada Berapa Penonton?
Sebelum menjawab jumlah penonton yang menonton live streaming tadi, sebaiknya Anda bertanya terlebih dahulu tujuan dari pembuatan video tersebut. Ya kalau Anda yang membuatnya, tentu pertanyaan ini ditujukan pada Anda sendiri.
Banyak yang berkata kalau tujuan pembuatan video live streaming tadi adalah agar orang lain bisa menikmati, merasakan, atau setidaknya mendapatkan informasi secara real-time. Kalau videonya direkam dulu kemudian diunggah kemudian, rasa update-nya berkurang banyak. Live streaming memberikan nuansa update yang tidak bisa didapatkan kalau videonya hanya direkam offline.
Sayangnya banyak orang yang tidak terjadwal dalam melakukan live streaming, sehingga cakupan penontonnya hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan tidak banyak orang dalam jaringan pertemanannya yang sedang online pada saat itu. Bahkan ada yang online pun segan untuk membukanya.
Kalau ada jadwal untuk melakukan live streaming terlebih dahulu, misalnya menulis status sebelumnya "Saya akan melakukan live streaming karnaval Nadran pada tanggal sekian jam sekian, pantau ya buat yang enggak bisa datang langsung" dan di-tag ke teman-teman lainnya, mungkin lebih baik. Mengapa masih mungkin? Karena status itupun belum tentu dibaca oleh semua orang, dan belum tentu juga semua orang bisa memantau saat pelaksanaan.
Silakan lihat penonton video live streaming berikut:
Kemudian bandingkan dengan video offline berikut ini
Itulah kenapa rata-rata video live streaming hanya dilihat oleh teman-teman yang jumlahnya hanya hitungan jari saja. Bahkan untuk ukuran Fanpage besar yang mengadakan event dan menyediakan liputan live streaming di Facebook, jumlah penontonnya kerap tak sebanding dengan jumlah followers-nya. Apalagi untuk followers kecil atau jaringan pertemanan yang hanya dibatasi 5000 orang saja. Dan ini normal, bisa dipahami kalau mengerti dengan algoritma Facebook.
Kalau brand besar biasanya diberitahukan jauh-jauh hari ketika ada event, dan ya penontonnya pun mencapai ribuan orang dalam sekali live streaming. Anda berapa?
Sedikit berbeda kalau orang yang memang sejak awal terhinggap sindrom FOMO (Fear of Missing Out). Singkatnya sindrom FOMO ini adalah sebuah kondisi dimana seseorang takut untuk dikatakan tidak update dan ketinggalan informasi di media sosial. Mereka bakal menggunakan live streaming hanya agar memenuhi kehendak sindrom FOMO ini saja. Dan tidak mempedulikan hal-hal lainnya.
Anda termasuk yang mana? Termasuk yang ingin agar pesan-pesan dalam video tadi terjangkau oleh banyak orang atau memperturutkan keinginan agar senantiasa update semata? Nah, kalau pilihannya yang pertama tentu Anda mesti membaca kelanjutan artikel ini di bawah, namun kalau memilih yang kedua, ya silakan sembuhkan diri Anda dari sindrom FOMO terlebih dahulu.
Memilih Video Offline Agar Banyak Penonton
Pola algoritma Facebook dalam menerapkan video-video di platformnya sudah mirip dengan Youtube meski terkesan lebih sederhana. Facebook bakal memberikan rekomendasi video sejenis apabila Anda melakukan klik dan menonton video Facebook secara penuh atau terlepas dari News Feed. Nah, disinilah video Anda bakal mendapatkan penonton.
Video live streaming memang bakal berada di daftar rekomendasi tersebut, akan tetapi hanya terjadi apabila sedang live saja. Kalau tidak live, tentu videonya tidak akan tayang dan Facebook tidak memasukkan ke dalam daftar tersebut.
Dari pola ini bisa diketahui kalau yang bakal banyak ditonton adalah video offline, sebab videonya bakal masuk ke daftar rekomendasi oleh Facebook. Banyak video-video yang viral dan mendapatkan jutaan penayangan disebabkan pemilik video tersebut tidak menayangkan secara langsung, tetapi merekamnya terlebih dahulu secara offline baru kemudian mengunggahnya.
Ya tetapi balik lagi juga dengan tujuan tadi, sebab penonton video di Facebook toh sama-sama mengeluarkan kuotanya sendiri. Paling tidak penonton bakal menghabiskan kuota internet hingga 200 MB atau bisa lebih untuk sebuah video low-res di Facebook selama 5 menit. Kalau saya, dibandingkan menghabiskan 200 MB untuk menonton video yang masih mentah (belum diedit) di live streaming, lebih baik menonton video yang sudah jadi.
Begitu kira-kira. Jadi kalau mau tetap live streaming tetapi masih berharap banyak yang menonton, itu sama saja mengharapkan hujan di musim kemarau. Bisa sih, tapi mendekati mustahil.
Saat ini menggunakan fitur live streaming Facebook semudah membuat status biasa. Anda tinggal masuk ke isian pembuatan status yang biasanya tertulis 'Apa yang Anda pikirkan?' lalu dibawahnya bakal ada daftar opsi dalam pembuatan status ini. Misalnya ada opsi Foto/Video, Tandai teman, Stiker, Singgah, dan Siarkan Langsung, dan lainnya.
Ketika Anda bermaksud melakukan sive streaming, maka tentu saja yang dipilih adalah opsi Siarkan Langsung dengan logo kamera video berwarna merah dan mata satu di dalamnya. Kemudian Anda bakal dibawa ke opsi izin penggunaan kamera dan mikrofon yang menjadi standar keamanan Android apabila anda belum mengaturnya, lalu menu keterangan yang perlu diisi sebelum memulai, dan klik saja 'Mulai Video Siaran Langsung' apabila keterangannya sudah ditulis. Selesai.
Ada Berapa Penonton?
Sebelum menjawab jumlah penonton yang menonton live streaming tadi, sebaiknya Anda bertanya terlebih dahulu tujuan dari pembuatan video tersebut. Ya kalau Anda yang membuatnya, tentu pertanyaan ini ditujukan pada Anda sendiri.
Banyak yang berkata kalau tujuan pembuatan video live streaming tadi adalah agar orang lain bisa menikmati, merasakan, atau setidaknya mendapatkan informasi secara real-time. Kalau videonya direkam dulu kemudian diunggah kemudian, rasa update-nya berkurang banyak. Live streaming memberikan nuansa update yang tidak bisa didapatkan kalau videonya hanya direkam offline.
Sayangnya banyak orang yang tidak terjadwal dalam melakukan live streaming, sehingga cakupan penontonnya hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan tidak banyak orang dalam jaringan pertemanannya yang sedang online pada saat itu. Bahkan ada yang online pun segan untuk membukanya.
Kalau ada jadwal untuk melakukan live streaming terlebih dahulu, misalnya menulis status sebelumnya "Saya akan melakukan live streaming karnaval Nadran pada tanggal sekian jam sekian, pantau ya buat yang enggak bisa datang langsung" dan di-tag ke teman-teman lainnya, mungkin lebih baik. Mengapa masih mungkin? Karena status itupun belum tentu dibaca oleh semua orang, dan belum tentu juga semua orang bisa memantau saat pelaksanaan.
Silakan lihat penonton video live streaming berikut:
Kemudian bandingkan dengan video offline berikut ini
Itulah kenapa rata-rata video live streaming hanya dilihat oleh teman-teman yang jumlahnya hanya hitungan jari saja. Bahkan untuk ukuran Fanpage besar yang mengadakan event dan menyediakan liputan live streaming di Facebook, jumlah penontonnya kerap tak sebanding dengan jumlah followers-nya. Apalagi untuk followers kecil atau jaringan pertemanan yang hanya dibatasi 5000 orang saja. Dan ini normal, bisa dipahami kalau mengerti dengan algoritma Facebook.
Kalau brand besar biasanya diberitahukan jauh-jauh hari ketika ada event, dan ya penontonnya pun mencapai ribuan orang dalam sekali live streaming. Anda berapa?
Sedikit berbeda kalau orang yang memang sejak awal terhinggap sindrom FOMO (Fear of Missing Out). Singkatnya sindrom FOMO ini adalah sebuah kondisi dimana seseorang takut untuk dikatakan tidak update dan ketinggalan informasi di media sosial. Mereka bakal menggunakan live streaming hanya agar memenuhi kehendak sindrom FOMO ini saja. Dan tidak mempedulikan hal-hal lainnya.
Anda termasuk yang mana? Termasuk yang ingin agar pesan-pesan dalam video tadi terjangkau oleh banyak orang atau memperturutkan keinginan agar senantiasa update semata? Nah, kalau pilihannya yang pertama tentu Anda mesti membaca kelanjutan artikel ini di bawah, namun kalau memilih yang kedua, ya silakan sembuhkan diri Anda dari sindrom FOMO terlebih dahulu.
Memilih Video Offline Agar Banyak Penonton
Pola algoritma Facebook dalam menerapkan video-video di platformnya sudah mirip dengan Youtube meski terkesan lebih sederhana. Facebook bakal memberikan rekomendasi video sejenis apabila Anda melakukan klik dan menonton video Facebook secara penuh atau terlepas dari News Feed. Nah, disinilah video Anda bakal mendapatkan penonton.
Video live streaming memang bakal berada di daftar rekomendasi tersebut, akan tetapi hanya terjadi apabila sedang live saja. Kalau tidak live, tentu videonya tidak akan tayang dan Facebook tidak memasukkan ke dalam daftar tersebut.
Dari pola ini bisa diketahui kalau yang bakal banyak ditonton adalah video offline, sebab videonya bakal masuk ke daftar rekomendasi oleh Facebook. Banyak video-video yang viral dan mendapatkan jutaan penayangan disebabkan pemilik video tersebut tidak menayangkan secara langsung, tetapi merekamnya terlebih dahulu secara offline baru kemudian mengunggahnya.
Ya tetapi balik lagi juga dengan tujuan tadi, sebab penonton video di Facebook toh sama-sama mengeluarkan kuotanya sendiri. Paling tidak penonton bakal menghabiskan kuota internet hingga 200 MB atau bisa lebih untuk sebuah video low-res di Facebook selama 5 menit. Kalau saya, dibandingkan menghabiskan 200 MB untuk menonton video yang masih mentah (belum diedit) di live streaming, lebih baik menonton video yang sudah jadi.
Begitu kira-kira. Jadi kalau mau tetap live streaming tetapi masih berharap banyak yang menonton, itu sama saja mengharapkan hujan di musim kemarau. Bisa sih, tapi mendekati mustahil.
0 Response to "Kenapa Sebaiknya Video Offline Saja Dibanding Live Streaming di Facebook?"
Posting Komentar